Cara Mengatasi Phobia Sosial Dan Keramaian

Apa Itu Phobia sosial?

Istilah lainnya adalah Social Anxiety Disorder. Secara sederhana cirinya adalah ketika Anda merasakan gugup, cemas, dan tidak nyaman dalam bersosialisasi dan pergaulan, di manapun Anda berada, dengan siapapun Anda bersama, terutama ketika berada di lingkungan baru, Anda merasakan kegelisahan, bahkan ingin segera pergi dari situ. Sosialisasi seolah menjadi hal yang menakutkan bagi Anda, sehingga Anda tidak suka berada dalam keramaian dan lebih senang menyendiri.

phobia sekolah

Dalam kasus tertentu terkadang berkembang menjadi Phobia sekolah dimana anak enggan untuk berangkat ke sekolah, menjadi pendiam di lingkungan belajarnya, bahkan tidak bergaul dengan siapapun. Datang ke sekolah hanya belajar, lalu pulang begitu saja, dan jika sudah parah, si anak tidak mau pergi sekolah, bahkan menangis kalau dipaksa.

Phobia keramaian

Meskipun tidak selalu, tetapi phobia sosial juga seringkali identik dengan phobia keramaian. Tidak suka dan tidak nyaman dengan tempat yang ramai, ada kecemasan dan kegelisahan ketika berada di antara banyak orang.

mengatasi phobia keramaian

Terkadang penderita phobia seperti ini mengalami kepanikan ketika berada di tengah suasana yang ramai, bahkan tidak jarang ada yang pingsan karena tidak kuat menahan kecemasan yang muncul.

Tentu saja merasa gugup atau cemas dalam situasi sosial tertentu itu masih normal. Misalnya, saat pergi kencan, atau menjelang bicara di depan umum. Tetapi dalam kasus phobia sosial atau keramaian, dapat terjadi munculnya kecemasan, rasa takut, atau rasa malu yang berlebihan karena Anda takut dinilai negatif oleh orang lain.

Gejala Emotional Dan Perilaku

Secara umum, inilah gejala dan perilaku yang terjadi pada orang yang mengalami phobia sosial dan keramaian.

  • Takut dinilai negatif
  • Khawatir akan mempermalukan diri sendiri
  • Khawatir akan membuat orang lain tidak nyaman
  • Takut berinteraksi atau bicara dengan orang asing
  • Takut orang lain akan menyadari bahwa Anda sedang cemas
  • Menghindari situasi dimana Anda akan menjadi pusat perhatian
  • Membayangkan kemungkinan terburuk yang terjadi dalam situasi sosial berdasarkan pengalaman
  • Dalam kasus anak kecil, ketakutan berinteraksi ditunjukkan dengan cara menangis, tantrum, memeluk orang tua terus menerus, atau menolak bicara di depan orang lain.

Ada juga gejala fisik seperti detak jantung menjadi lebih cepat, perut yang terasa mules, nafas jadi tidak beraturan, kepala pusing, diare, dan ketegangan otot.

Darimana phobia sosial ini berasal?

Sejarah keluarga, pengalaman negatif, dan kekurangan dari sisi fisik seperti cacat tubuh seringkali menjadi penyebabnya. Tetapi dari semua faktor ini yang paling besar pengaruhnya adalah sejarah keluarga.

Kenapa begitu?

Karena anak bisa saja mewarisi phobia sosial dari orang tuanya yang memiliki phobia yang sama. Misalnya sang ayah atau sang ibu yang tidak suka bergaul atau tidak suka keramaian.

Tetapi bisa juga sang anak dikondisikan oleh orang tuanya, misalnya dengan membatasi pergaulan sang anak, yang mungkin maksudnya baik tetapi malah berlebihan, karena orang tua menanamkan belief yang keliru tentang kehidupan sosial dan cenderung lebih banyak negatifnya.

Misalnya si anak dilarang untuk bicara dengan orang baru dan ditakut-takuti tentang ‘penculikan’. Atau ditakut-takuti bahwa di luar sana banyak orang jahat.

Akibatnya sang anak pun menyerap semua doktrin tersebut ke bawah sadarnya dan terpicu respon ketakutannya saat berada dalam keramaian atau bertemu orang baru.

Apalagi jika diperburuk dengan pengalaman negatif yang membuat sang anak makin tidak nyaman bersosialisasi, seperti pernah dibully karena kekurangan yang dia miliki, atau kejadian lain yang membuat dia trauma. Maka makin tidak nyamanlah dia berada dalam keramaian.

Tetapi menghindari pergaulan dan keramaian jelas bukan solusi terbaik, karena sebagai mahluk sosial kita butuh berinteraksi dengan orang lain. Tidak ada orang yang bisa hidup sendirian selamanya tanpa ada interaksi dengan orang lain.

Saya yakin bahwa meski seseorang memiliki phobia keramaian ataupun minder dalam pergaulan, jauh di lubuk hatinya pastilah dia tidak menginginkan hal tersebut, dia pasti ingin menjadi disukai orang lain, bisa bergaul secara wajar, dan merasa aman pergi kemana-mana.

Karena itu, jika seseorang ingin berubah menjadi lebih baik dan hidup lebih nyaman, maka hambatan mental yang mengganggu itu harus diterobos.

3 Cara Untuk Mengatasi Phobia Sosial dan Keramaian

Berikut ini 3 hal sederhana yang bisa Anda lakukan dari sekarang.

  1. Untuk bisa nyaman di keramaian atau bersosialisasi, maka Anda harus belajar untuk nyaman dengan diri Anda sendiri terlebih dahulu. Karena ketika Anda merasa nyaman dengan diri sendiri, maka energinya akan terpancar keluar, dan dunia luar akan mengikuti. Jangan kaget jika Anda tiba-tiba disukai oleh banyak orang karena energi positif yang membuat orang lain nyaman bersama Anda. Untuk meraih hasil seperti ini memang butuh latihan percaya diri yang mungkin tidak instan, tapi sebaiknya dilakukan secara rutin agar Anda menjadi pribadi yang lebih pede.
  2. Belajar menyadari bahwa ilusi ketakutan yang Anda alami belum tentu akan terjadi, bahkan meskipun pernah terjadi bukan berarti akan terus menerus terjadi sepanjang hidup Anda. Karena itu Anda juga harus belajar melepaskan diri dari minta pengakuan orang lain akan kesempurnaan Anda, karena pada dasarnya tidak ada orang yang sempurna, bahkan orang yang paling sempurna menurut persepsi Anda pun pasti tetap punya kekurangan, sebab yang namanya kesempurnaan itu adalah adanya kelebihan dan kekurangan yang saling melengkapi.
  3. Fokus pada hal yang Anda inginkan. Jika selama ini Anda terlalu berfokus pada kekhawatiran dan ketakutan saat bersosialisasi, maka pikirkanlah hal yang sebenarnya Anda inginkan, apa yang akan Anda rasakan jika Anda bisa bergaul secara wajar dan disukai banyak orang? Apa yang akan Anda rasakan jika keramaian tidak lagi membuat Anda mengalami kecemasan? Gantilah fokus Anda pada hal yang lebih memberdayakan.

Tetapi jika Anda membutuhkan bantuan karena mengalami kesulitan untuk menerapi diri sendiri, maka kami siap membantu Anda. Sudah banyak klien yang mengalami hal yang sama dan berhasil mengatasi masalah phobia sosial mereka. Salah satunya adalah yang berikut ini:

testimoni pede bersosialisasi

Tidak selalu hasilnya instan, tetapi ketika mereka mengikuti instruksi yang diberikan selama sesi terapi, kehidupan mereka pun berubah menjadi lebih nyaman.

Anda mau menyusul kesuksesan mereka? Hubungi kami sekarang juga.

Scroll to Top